Minggu, 17 Agustus 2014

Dua syarat~

Di negri tebet casablanca menteng dalam dekat kober nan jauh di sana.
Ada seorang pria kaya yang sedang mengadakan sayembara cinta, yak sang pria kaya tersebut sedang mencari istri dengan dua syarat, berakhlak mulia dan pandai memasak(bisa memanipulasi rasa tempe jadi rasa daging)
salam~

Emboll rumantir 
16 Agustus pukul 11:46

Terpaksa~

Terpaksa~
Saya berikrar janji setia sampai akhir hayat, hujan badai angin topan segi tiga bermudapun saya terobos demi cinta saya pada kamu bunga.
Namun apa mau di kata saya lupa bawa jas hujan, kondisi jalan grimis dan licin pula, terpaksa saya neduh di kolong fly over kasablanka arah ambasador, percayalah bunga ini betul-betul terpaksa~
Suka Emboll Rumantir.  18-agustus-2014 Suka ·  · 


Kamis, 19 Juni 2014

Kepada Hati yang Telah Kujatuhi Cinta

Entah di hitungan ke berapa kusebut ini cinta.
Menepikan hati untuk lagi-lagi coba mencintai.
 Berhenti tarikan tarian sunyi yang tiap hari kunikmati tiap lekuk geraknya.
Dan entah di detik ke berapa kunamai ini cinta.
 Saat banyak yang indah namun tatapku tertuju padamu.
Saat banyak yang merajuk, aku tetap memilihmu.
Aku tak mau sebut kamu segalanya. Cukup sesuatu.
Aku mencintaimu, tak mampu selamanya,
hanya seterusnya. Cukup?
Aku bukan penyair handal yang mampu tuliskan banyak aksara
 indah untuk jadikanmu tema dari tiap puisi.
 Aku bukan seorang romantis seperti katamu,
aku hanya manusia yang mengasihimu dengan banyak simpanan tulus di dada.
Satu,
dua bahkan berbulan-bulan kupernah
 dicampakkan cinta dan terombang-ambing dalam dilema,
 siakan banyak airmata.
 Aku malah tertawa sekarang mengingat betapa bodoh aku diperbudak cinta.
 Cintamu tak akan membodohiku pun, bukan?
Kamu hadir, entah lewat pintu mana.
Yang pasti kamu berhasil buka pintu yang pernah rapat-rapat aku kunci,
 dan entah aku buang kemana kuncinya.
Kamu menemukannya, dimana?
 Apa kamu mampu melihat sosok yang sedang kamu lihat ini kesepian?
 Lalu berminat beri warna agar tak lagi abu-abu?
 Atau kamu pun bosan dengan segala basa-basi cinta yang jadi alasanmu sekian lama sendiri?
Terima kasih. Apapun alasannya, yang pasti aku selalu bersyukur atas segala sisa dan isimu.
 Dan entah puji Tuhan apa lagi yang harus kuucap untuk itu.
Aku mencintaimu, seterusnya. Harapku pun kamu begitu.

Salam,
di ambil dari:
http://queenfirst.blogspot.com jumat 31 janiari2014

Teruntuk, E.

Selamat tanggal 5, E. Semoga doa baik yang terlantun tadi pagi mengepul
satu sampai cepat di ruang kerja Tuhan dan dapat pengabulan,
 kita seterusnya. Amin.
Kita ini memang pasangan lucu ya.
 Hari jadi kita pun masih berdebat,
kamu dengan angka tiga dan aku lima.
 Sebenarnya apapun angka yang kita pilih untuk dijatuhkan
tanggal jadi kita itu pasti tanggal baik. Amin.
Kekasih,
sudah berapa sabar yang kamu tebar untuk ladeni
 kelakuan nakal atau celotehan menyebalkan dariku?
Semoga simpanan sabar di dadamu berlimpah.
Kalau-kalau sabarmu sudah sampai di garis terakhir batasan paling bawah,
beri tahu aku.
 Aku mau memelukmu lebih lama dari biasanya,
 meski tak mengisi penuh sabarmu lagi,
setidaknya aku ingin beri tahu sayangku tetap penuh
sampai nanti walau sabarmu tak lagi sisa satu.
Kekasih,
 tetap cintai aku yang penuh dengan batasan-batasan dan banyak sekali kekurangan.
 Kasihi aku seperti awal kemarin cinta mulai
 tumbuh mekar lebih indah dari mawar putih kesukaanku ya.
Kekasih, tetap genggam jemariku saat aku mulai lelah bahkan enggan jalani segala ya.
Jangan cari genggaman lain meski genggamanku masih jauh kamu raih nanti.
 Tetap jadikan dadaku rumah pelukmu pulang.
 Jangan cari pelukan lain sebelum lenganku sampai untuk merangkulmu lagi.
Kekasih, aku tahu tabahmu tak seluas tabah di hati ibumu.
Dan kamu harus tahu, kamu tidak punya kuat sehebat ayahmu.
 Tapi kamu punya segala yang mampu kubanggakan nantinya.
Tiap pesona sederhanamu yang lain tak punya.
Tetap jadi dirimu sendiri, selalu pakai caramu sendiri untuk mencintaiku. Aku suka.
Kekasih, kita punya cara bertahan paling mudah, setia namanya.
 Kujaga hati, dan kuharap kamu pun turut menjaganya.
Kekasih, jangan lelah cintai aku setiap hari.

Salam hangat,
di ambil dari : 
http://queenfirst.blogspot.com

Kesayangan

Mungkin bosan sekali baca surat yang lagi-lagi tertulis untuk kesayanganku.
 Entah aku yang punya sedikit persediaan kata
 atau kamu saja yang terlalu indah untuk dilebur jadi kata.
 Yang pasti kamu indah dalam pandanganku.
Kali ini aku datang tak bawa kidung sekeranjang,
 apalagi puisi barang sebatang.
Tak ada. Aku tak bawa apa-apa,
 selain cinta yang ingin aku uapkan jadi kata dalam surat.
Kata-kata pujangga yang pernah aku buat untukmu sudah habis kemarin,
 kutelan bulat-bulat saking bahagianya.
Aku tak butuh banyak kata untuk mencintaimu.
Kekasih, kamu pun tahu ini bukan kali pertama aku jatuh cinta.
 Kamu pun juga.
 Sebelumnya kamu pernah tahu dan memang
tahu aku pernah lemah di hadapan cinta,
seperti bayi kecil yang ditinggal ibu.
 Dan selalu kamu ucap bahwa yang lalu biarlah berlalu.
Aku tak mau kamu berlalu,
 karna kalau hari ini aku berjalan bersamamu
 lalu esok datang itu sudah jadi kenangan.
 Namanya lalu, bukan?
Kekasih, aku ini hanya perempuan kecil,
 yang kadang butuh perlindungan dan penjagaan bak anak umur lima tahun
yang masih digandeng takut tersandung jalannya.
Tapi aku bukan lagi perempuan lemah yang harus
diperhatikan tiap detik bak balita
 yang langsung sakit kalau dijatuhi hujan rintik.
 Sayangi aku, sebagaimana aku, perempuan yang tak ada lebih,
malah banyak kurang.
Kekasih, aku suka sekali kehujanan berdua denganmu.
Aku suka makan sepiring berdua dengan pelengkap tawa sesudahnya.
Aku suka tiap kata petuahmu yang selalu aku ingat tak mau lupa.
Aku suka dengar ceritamu dan kutahu kamu punya banyak sekali cerita
seru yang tak pernah kuingin terlewat mendengarnya. Aku suka senyummu,
jangan lupa bawa senyum manismu juga kalau nanti bertemu aku, ya.
Kekasih, satu waktu,
satu dari mereka pernah bertanya
 apa yang aku lihat padamu sampai bisa mencintaimu.
Aku jawab apa yang tak mereka lihat padamu. Sebelum kamu katakan mataku indah.
Aku lebih dulu pernah terhanyut tersesat dalam-dalam pada matamu.
Aku senang sekali berkaca di matamu,
tapi aku tak suka berkaca pada matamu yang berkaca-kaca.
 Ingatanmu ada apa saja? Aku malah ingin sekali tersesat dalam ingatanmu,
hingga kamu tak punya cara untuk tak mengingatku.
Kekasih, kesayanganku. Aku takut sekali terlalu menyayangimu.
Apalagi ketika ketakutan-ketakutan yang menyerangku pagi kemarin.
Lain kali aku ceritakan apa yang aku takuti, hari ini aku hanya mau bicara suka saja.
Kekasih, sudah berapa kali aku katakan bahwa aku mencintaimu? Sekali lagi ya, aku mencintaimu.
Kekasih, terima kasih sudah mencintaiku.


Salam cinta,

Perempuan yang Sedang Mencintaimu
di ambil dari :
http://queenfirst.blogspot.com minggu 09 februari 2014

Perihal Kehilangan

Bukan lagi soal kesenangan bahkan bahagia yang lupa aku hitung dan
kubandingkan dengan airmata yang sudah dan pernah jatuh.
 Kuterlalu terbawa terhanyut lebih dalam pada tawa yang angkuh.
 Lupa dari mana aku pernah jatuh tak ada yang merengkuh.
Sebelum kedatangan seorang laki-laki sederhana yang ulurkan tangan,
tak berkata aku harus bangkit tapi ia sendiri yang
 menuntunku bangun jangan mau lagi terjatuh mengais di bawah.
Ia tak tawarkan berlian atau bahkan permata berkilau sana sini,
 tapi aku tetap terpesona padanya.
Ia itu sinar yang paling cahaya, menurutku.
Sekarang bicara soal kehilangan.
Sekali lagi aku bilang kalau selamanya tak pernah ada,
izinkan aku mencintainya seterusnya.
Dan harus aku iyakan bahwa tiap pertemuan sepaket dengan perpisahan.
Tuhan, izinkan temu yang tak pernah aku tahu hadirnya ini tak
sepaket dengan pilihan perpisahan biasanya.
 Amin.
---
Kekasih, kali ini aku ingin bicara denganmu.
Tak perlu empat mata, karna ini kutulis dalam surat terbuka.
Tak aku hitung berapa langkah yang kita lewati sepanjang kisah ini, aku tak peduli.
Yang aku peduli tentang bagaimana langkah-langkah kita ini tak jadi sekadar cerita.
Aku mau sisa-sisa kita tak jadi sia-sia.
Kekasih, kali ini aku ingin bicara denganmu.
Perihal pahit hidup yang entah sudah terlampau
jauh berapa hari ke belakang di taman kota saat itu.
Bahwa hidup jatuh bahkan pahit sampai bahagia yang terpingkal itu harus disyukuri.
Kamu bahagia yang sudah lama aku syukuri dari awal.
 Dan tentang pahit,
 aku takut kalau nanti akan ada luka mengangga yang bahkan
waktu tak mampu jahit agar kembali rapat lalu sembuh,
waktu bukan ibu yang mampu merawat luka di manapun itu ya aku tahu.
Nyeri yang ngeri yang aku sendiri malas sekali
membayangkan dan menerkanya sedari tadi.
Kekasih, kali ini aku ingin bicara denganmu. Demi dan atas para ciuman para pendosa.
Ciuman-ciuman kita kemarin pakai cinta,
 bukan? Entah berapa kali harapan manis jatuh tepat di antara bibirmu.
Tak ada nafsu, hanya ada rindu yang diam-diam menderu.
Di antara nafas kita yang saling beradu, ada anak-anak
rindu yang kutahu sudah siap lahir tanpa ibu,
karna ibunya sudah jelas-jelas mati dalam ciuman-ciuman kita.
Kekasih, kali ini aku ingin bicara denganmu.
 Kamu tahu apa yang lagi-lagi aku risaukan dalam hati?
 Ketakutanku tempo hari yang sudah sedikit aku jabarkan dalam surat sebelumnya,
ternyata belum juga lelah tinggal dalam kepalaku. Mereka masih saja betah tinggal di sana,
malah bawa teman dan kawan-kawan ketakutan lainnya.
Kekasih, aku takut. Aku takut kita itu sia-sia nanti di sisa-sisa.
Kata-katamu di malam kemarin yang katakan bahwa aku tak perlu risau,
 kamu tak akan meninggalkanku itu malah kini buat hati lebih perih.
 Ketakutan yang aku sendiri pembuatnya.
Dan pikiran-pikiran racun aku pun sendiri penciptanya.
 Aku takut sekali kehilanganmu, kehilangan kita.
 Karna kamu aku jadi tak mampu mandiri.
 Mandiri hidupi cinta yang kita sendiri pencetusnya.
Kekasih,
jalan yang kita lalui nanti tak hanya jalan lurus tanpa ada kerikil-kerikil tajam pengganggu.
 Bersediakah kamu tetap erat menggenggam tanganku bahkan lebih erat,
 dan tetap perjuangkan sampai tamat sisa bersamaku?
Perihal kehilangan.
 Pernah aku lukis warna dinding di kamarku dengan tinta airmata.
 Pernah aku tulisi langit-langit dengan sumpah serapah cinta yang aku teriaki depan wajahnya.
Malah kamu datang, dan aku rela dijatuhi cinta (lagi),
 tersenyum manis lagi padanya. Kekasih,
kamu tak akan membuatku meneriaki cinta dengan kata bedebah-bedabah yang memekik telinga,
 kan?
Kekasih, kalau-kalau nanti kamu lelah atau jemu berada pada satu jalur yang sama denganku,
katakan.
 Soal kehilangan yang aku tulis di atas akan aku ganti dengan kepergian.
Dan tetap kupercaya takdir Tuhan itu lebih indah dari nasib yang dulu pernah aku terka-terka.
Kekasih, aku mencintai awalan sampai akhiranmu.
 Semoga cinta tetap diberi imbuhan di- dan me-, selalu.

Dari,
Perempuan yang Penuh Sekali Isi Kepalanya.
di ambil dari 
http://queenfirst.blogspot.com kamis 27 februari2014

Tanpa Isi

Kekasih, maaf kalau lagi-lagi aku ganggu waktu tenangmu ketika membaca ini. Pikiran yang lagi-lagi gugah rasa kantukku, ia datang tak lagi mengendap-endap dalam kepalaku. Dia serbu serang segala arah dengan prasangka-prasangka bedebah. Kata mereka memang maumu kebersamaan kita tak pakai cinta. Ah keparat sekali mereka.
Kekasih, aku sedang mencoba menanam prasangka-prasangka baik di kepala. Sudah mencoba. Tapi tetap saja hama yang entah darimana datangnya itu mengganggu sampai masa panen prasangka-prasangka itu tiba.

Sudah, abaikan saja mereka yang sedang melenggak-lenggok gembira di kepalaku. Kuberi mereka kesempatan bersenang-senang, karna aku punya satu yakin di dada bahwa kamu sendiri prasangka-prasangka baik itu, mereka tak mampu meracuni sampai situ.

di ambil dari : 
http://queenfirst.blogspot.com rabu 12 maret 2014

Ketakutanku Tempo Hari

Aku pernah terlampau jauh berjalan dalam kepala seorang Tuan arogan yang kukira pun mencintaimu. Aku pernah terlampau dalam mencintai seorang Tuan keras kepala yang kukira mampu terus tetap bersamaku. Dan sejauh apa yang kuyakini aku malah tenggelam. Tenggelam dalam ekspestasi tanpa jaminan yang buat aku bodoh-bodohi diri sendiri.
Aku takut. Terulang lagi untuk kali kedua seperti itu. Aku takut terlampau amat mencintaimu namun kamu tak begitu. Selamanya tak ada tapi seterusnya mungkin aku. Aku mau mencintaimu seterusnya. Akan jadi berlebih kalau aku katakan akan mencintaimu selamanya. Tuan murah hati yang aku cintai, kamu mau seterusnya mencintaiku pun?
Bukan karena aku meragu akan segala kata dan tiap inci sikap dan sifatmu padaku, Tuan. Aku hanya takut kehilanganmu. Aku takut tetiba kamu berhenti tak mau lagi mengenggam tanganku, memilih ke persimpangan lain untuk mengadu nasib berharap bertemu perempuan yang lebih segala.
Kita bukan anak usia sejumlah hitungan jari, kita itu tanpa ‘maukah kamu jadi pacarku?’ di awalnya. Kita beda Tuan, aku menyadari semenjak awal kita bertemu dan mulai coba menyatukan genggaman. Karena itu pun aku takut pemikiranmu beda denganku, dengan alih-alih pendapatmu A dan pendapatku B lalu kamu berlalu.
Aku takut kita hanya jadi sepenggal kata nantinya. Aku takut kita cuma jadi segelintir cerita nantinya. Ah sejak kapan aku jadi pandai menerka dan menebak-nebak takdir Tuhan di semestaku. Tuan, entah jaminan apa yang kamu beri hingga aku mampu mencintai. Yang aku tahu tak ada alasan untuk tidak mencintaimu. Sederhanamu aku suka. itu saja.
Tuan, aku tak ingin kamu banyak berjanji akan tetap bersama selamanya. Aku mau kamu mampu yakinkan aku bahwa seberapa banyak ragu membatu hajar prasangka baik satu-satu kamu tetap di sini, entah dengan alasan apapun. Aku mencintaimu sebanyak kamu mencintaiku.
Tuan, rindumu itu api dan kamu sendiri pematiknya. Aku sudah menjadikanmu satu jadi bagianku, ikut ambil andil dalam banyak bahagiaku.

Dear, will you still love me tommorow?

Love,
(Semoga Kamu Anggap) Perempuanmu
di ambil dari http://queenfirst.blogspot.com/jumat 21 februari 2014

For You, E.

Kuletakkan ego paling bawah ketika menulis ini. Kataku sudah lewat sehari dari hari jadi, sedang kamu bilang sudah selang tiga. Tetap saja sama apa kataku perkara itu, kapanpun hari dijatuhkan semoga kita tetap saling jatuh cinta.
Sayang, maaf kalau sering sekali ego dan sifat kanak-kanakku buatmu lelah. Maaf pula kekuranganpekaanku dengan apa-apa masalah yang selalu kuremehkan adanya. Tapi yakinkan hatimu, sayang, bahwa perkara bosan bukan karna itu. Karna kelelahan berlari bersama, lalu jejak-jejak langkah yang tak mampu diperbaiki. Sejauh ini kita tidak, bukan? Semoga sampai kapanpun tidak. Jangan.
Sayang, maaf tentang kecerobohanku menjaga perasaanmu. Maaf pula soal ketidaktahuanku perlakukan cemburumu dengan apa-apa saja yang dekat denganku selain kamu. Tapi yakinkan hatimu, sayang, bahwa perkara cemburu paling api tak mampu robohkan keyakinan kita sendiri kalau kita memang benar satu. Hanya keteledoran menjaga hati yang mampu hancurkan segala. Sejauh ini kita tidak, bukan? Semoga sampai kapanpun tidak. Jangan.
Sayang, maaf kalau kadang lidahku salah berkata-kata yang tak hatimu terima. Maaf pula perkara pengulangan satu-dua salahku yang buatmu berkali mengeluh kesal. Tapi coba yakinkan hatiku sekali lagi, sayang, bahwa segala perkara yang aku sebut tadi tak kurangi sayang paling erat dan cinta paling mati yang waktu itu kamu katakan padaku.
Terima kasih, sejauh ini kamu mau jadi pasangan terbaik dan semoga jadi paling baik sampai nanti. Semoga suara parau setan laknat mana saja yang ingin buat kita belah dua tak satu lekas hilang dari segala pikir di kepala masing-masing. Semoga indah atau bahagia lain mana saja tak jadi alasan kita mudah begitu saja berpaling. Semoga langkah berat, lelah menyergap atau kerikil tajam mana pun yang memaksa berhenti mampu bersama kita lewati.
Sayang, tetap jadi sepasang bodoh yang malah menertawakan bodohnya bersama, ya. Aku mencintaimu.

di ambil dari http://queenfirst.blogspot.com sabtu 05 april 2014

Senin, 31 Maret 2014

"Kado untukmu hanya sepenggal tulisan"
Tahukah kamu beberapa hari ini aku merengek takut kau tinggal?,
tahukah kamu beberapa hari ini ada monster di kepalaku?,dan tahukah kamu monster di kepalaku ini berkata : HEI! tuan yang aku bersemayam dalam hati akal dan fikiranmu''seraya monster itu berkata,aku monster yang bernama CEMBURU!,aku monster penggangu, aku monster yang selalu membuatmu cemburu membabi buta,dengan cara apapun aku selalu berusaha agar kau terbakar cemburu layaknya golongan jin kafir yang mendengar lantun Qur'an,hatimu akan terasa panas,tubuhmu akan menggigil tinggkah lakumu akan seperti setan yang membenci orang shaleh yang berdzikir.
Aku akan membisikanmu kalau kepekaan tak ada lagi dalam hati kekasihmu,lalu aku membisikan kalau kesetian kekasihmu sudah di makan roh jahat dari golonganku,dan aku membisikan Hei cucu Adam' dengarlah tangis cengeng kekasihmu terlalu keras
hingga seluruh dunia bisa mendengar,
dan lihatlah hati kekasihmu pintunya terbuka begitu lebar hingga siapapun bisa masuk.
Lantas untuk apa kau masih ingin bersamanya?sedang kesetiaan kekasihmu telah memudar,sudahilah kalian hanya sejoli omong kosong!.

Kado untukmu hanya sepenggal tulisan'untuk kekasih tolong beri maaf pada pejantan bodohmu ini,beberapa hari ini tingkahku sedikit aneh,ya' aneh ini lah beberapa hari terakhir yang aku rasakan selama aku diam tak berkabar,mungkin karna aku terlalu mencintaimu sampai-sampai aku mencemburuimu membabi buta,bahkan aku baru tersadar kalau monster yang ada dalam kepalaku ini sesungguhnya aku sendiri yang membuatnya,semua hanya karna rasa ingin memilikimu yang berlebih hingga setiap gerakmu aku cemburui.
Hemhh..kekasih sekali lagi aku minta maaf inilah kekuranganku pria sederhana yang begitu mencintamu.

Dan untuk kekasih ku ucapkan selamat hari lahir sukses dan sehat selalu untukmu, semoga kita tetap menjaga,saling setia,saling mencinta,saling memahai,dan saling memaklumi kelebihan satu sama lain ups' maksutku kekurang satu sama lain:) .
Tak ada kado sepecial untukmu' yang ada cuma tulisan dangkal di blog usang dari kekasih tercintamu yang sedikit nakal :)Sekali lagi selamat hari jadi yang ke 21 ku tunggu teraktiranmu seloyang puisi lezat dengan toppings kata-kata yang nikmat dan tak lupa taburi dengan cinta di atasnya i love u Halimah.