Tanggal
17 Agustus 1945 merupakan waktu yang sakral bagi bangsa Indonesia. Pada
waktu tersebut, Presiden pertama RI, Soekarno dengan wakilnya Mohammad
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sekaligus menjadi
tonggak baru perjalanan bangsa yang terdiri dari bermacam suku ini.
Berbekal
secarik kertas yang berisi tulisan tangan naskah proklamasi, Bung Karno
dengan didampingi Moch Hatta, mengumandangkan proklamasi tanda lepasnya
bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing.
Namun,
pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dibacakannya proklamasi
bukanlah tanpa alasan. Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September
1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, diceritakan alasan Presiden
Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan
salah satunya adalah karena Bung Karno mempercayai mistik.
Alasan
itu disampaikan Bung Karno saat berdiskusi dengan para pemuda, salah
satunya adalah Sukarni, pada 16 Agustus 1945. Saat itu Bung Karno dan
Bung Hatta 'diculik' oleh kaum pemuda ke sebuah tempat di
Rengasdengklok, Karawang.
'Penculikan'
itu dilakukan untuk menekan kedua proklamator itu agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel - embel Jepang.
"Yang
paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang
tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk
dijalankan tanggal 17," kata Bung Karno.
Mendengar
pernyataan Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. "Mengapa justru diambil
tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya
Sukarni.
Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
"Saya
seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan
pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku.
Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang
baik."
"Angka
17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci
Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci
bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat
yang berbahagia, Jumat suci."
"Alquran
diturunkan tanggal 17, orang Islam shalat 17 rakaat, oleh karena itu
kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno seperti
ditulis Lasmidjah Hardi.
Kemudian
pada sore harinya, Bung Karno dan Bung Hatta dijemput kembali menuju
Jakarta, setelah tercapainya kesepakatan antara golongan muda dan tua.
Saat itu, salah seorang perwakilan golongan tua, Ahmad Soebardjo
memberikan jaminan kepada, proklamasi kemerdekaan Indonesia akan
dilaksanakan pada 17 Agustus 1945, selambat - lambatnya pukul 12.00 WIB.
Bung
Karno dan Bung Hatta akhirnya kembali ke Jakarta. Singkat cerita,
setelah melewati sejumlah proses dan peristiwa, kumandang proklamasi
akhirnya diproklamirkan Bung Karno di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur
No 56 Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar