Kamis, 19 Juni 2014

Kesayangan

Mungkin bosan sekali baca surat yang lagi-lagi tertulis untuk kesayanganku.
 Entah aku yang punya sedikit persediaan kata
 atau kamu saja yang terlalu indah untuk dilebur jadi kata.
 Yang pasti kamu indah dalam pandanganku.
Kali ini aku datang tak bawa kidung sekeranjang,
 apalagi puisi barang sebatang.
Tak ada. Aku tak bawa apa-apa,
 selain cinta yang ingin aku uapkan jadi kata dalam surat.
Kata-kata pujangga yang pernah aku buat untukmu sudah habis kemarin,
 kutelan bulat-bulat saking bahagianya.
Aku tak butuh banyak kata untuk mencintaimu.
Kekasih, kamu pun tahu ini bukan kali pertama aku jatuh cinta.
 Kamu pun juga.
 Sebelumnya kamu pernah tahu dan memang
tahu aku pernah lemah di hadapan cinta,
seperti bayi kecil yang ditinggal ibu.
 Dan selalu kamu ucap bahwa yang lalu biarlah berlalu.
Aku tak mau kamu berlalu,
 karna kalau hari ini aku berjalan bersamamu
 lalu esok datang itu sudah jadi kenangan.
 Namanya lalu, bukan?
Kekasih, aku ini hanya perempuan kecil,
 yang kadang butuh perlindungan dan penjagaan bak anak umur lima tahun
yang masih digandeng takut tersandung jalannya.
Tapi aku bukan lagi perempuan lemah yang harus
diperhatikan tiap detik bak balita
 yang langsung sakit kalau dijatuhi hujan rintik.
 Sayangi aku, sebagaimana aku, perempuan yang tak ada lebih,
malah banyak kurang.
Kekasih, aku suka sekali kehujanan berdua denganmu.
Aku suka makan sepiring berdua dengan pelengkap tawa sesudahnya.
Aku suka tiap kata petuahmu yang selalu aku ingat tak mau lupa.
Aku suka dengar ceritamu dan kutahu kamu punya banyak sekali cerita
seru yang tak pernah kuingin terlewat mendengarnya. Aku suka senyummu,
jangan lupa bawa senyum manismu juga kalau nanti bertemu aku, ya.
Kekasih, satu waktu,
satu dari mereka pernah bertanya
 apa yang aku lihat padamu sampai bisa mencintaimu.
Aku jawab apa yang tak mereka lihat padamu. Sebelum kamu katakan mataku indah.
Aku lebih dulu pernah terhanyut tersesat dalam-dalam pada matamu.
Aku senang sekali berkaca di matamu,
tapi aku tak suka berkaca pada matamu yang berkaca-kaca.
 Ingatanmu ada apa saja? Aku malah ingin sekali tersesat dalam ingatanmu,
hingga kamu tak punya cara untuk tak mengingatku.
Kekasih, kesayanganku. Aku takut sekali terlalu menyayangimu.
Apalagi ketika ketakutan-ketakutan yang menyerangku pagi kemarin.
Lain kali aku ceritakan apa yang aku takuti, hari ini aku hanya mau bicara suka saja.
Kekasih, sudah berapa kali aku katakan bahwa aku mencintaimu? Sekali lagi ya, aku mencintaimu.
Kekasih, terima kasih sudah mencintaiku.


Salam cinta,

Perempuan yang Sedang Mencintaimu
di ambil dari :
http://queenfirst.blogspot.com minggu 09 februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar